Sabtu, 18 Juni 2016

Problem Pembelajaran IPA Biologi SMP Kelas IX



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dewasa ini, pendidikan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, antara lain dengan didirikannya sekolah yang bertaraf internasional. Hal ini tentunya ditujukan untuk menjadikan pendidikan di Indonesia semakin bertambah maju. Namun demikian, pendidikan ini tidak lepas dari berbagai permasalahannya di dalam pengembangaannya. Salah satu pembelajaran yang menjadi permasalahan adalah pembelajaran IPA yang ada di Indonesia. Berkaitan dengan belajar dan pembelajaran IPA di Indonesia yang ada pada saat ini, permasalahan dikelompokkan menjadi dua yaitu permasalahan yang berasal dari faktor eksternal dan permasalahan dari faktor internal. Dari kedua permasalahan ini diperlukan suatu solusi-solusi agar hambatan pendidikan yang ada di Indonesia semakin berkurang dan tujuan pendidikan Indonesia terwujud.
Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang dilaksanakannya meyenangkan dan berpusat pada peserta didik. Peserta didik antusias mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan atau memberikan pendapat, bersorak merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi dan saling memberikan semangat.  Dan tujuan akhir dari semua proses itu adalah  penguasaan konsep dan hasil belajar yang memuaskan.
Sikap kurang bergairah, kurang aktif, kelas kurang berpusat pada peserta didik, dan kadang-kadang ada yang bermain-main sendiri di dalam kelas, merupakan masalah yang dihadapi SMP Kelas IX, khususnya untuk mata pelajaran IPA Biologi. Dampak buruknya adalah penguasaan konsep dan ketuntasan belajar mereka sangat  kurang  . Kondisi seperti ini tentunya sangat tidak diharapkan dalam proses belajar mengajar.
          IPA Biologi merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA Biologi sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA Biologi memiliki upaya  untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
          Kenyataan yang terjadi di Indonesia, mata plajaran IPA Biologi tidak begitu diminati dan kurang diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya pendidik yang menerapkan konsep IPA Biologi. Permasalahan ini terlihat pada cara pembelajaran IPA Biologi serta kurikulum yang diberlakukan sesuai atau malah mempersulit pihak sekolah dan siswa didik, masalah yang dihadapi oleh pendidikan IPA Biologi sendiri berupa materi atau kurikulum, guru, fasilitas, peralatan siswa dan komunikasi antara siswa dan guru.
Pelajaran IPA Biologi khususnya pada materi Sistem Reproduksi pada Manusia masih kurang jelas menerangkannya ke peserta didik.  Hal tersebut dikarenakan  adanya pemikiran tabu di kalangan peserta didik itu sendiri. Padahal istilah reproduksi tidak lagi tabu untuk dibicarakan. Karena reproduksi itu adalah hal yang wajar saja dibicarakan, asalkan tidak menyalahgunakan pengetahuan yang telah didapat mengenai reproduksi. Para orang tua enggan membicarakan masalah reproduksi, apalagi sampai diketahui oleh anak, teman atau adik remaja yang masih belum mengenal istilah reproduksi
Sebenarnya guru telah berusaha menciptakan pembelajaran agar siswa lebih aktif, diantaranya: diskusi kelompok mengerjakan LKS , menggunakan media yang ada di sekolah,
dan mengunakan metode tanya-jawab. Namun hasilnya belum dapat meningkatkan gairah dan aktivitas secara maksimal. Jika kondisi yang seperti ini tidak dicarikan alternatif pemecahan masalahnya, maka guru tetap sebagai sumber informasi satu-satunya dikelas, tidak ada tukar informasi, penguasaan konsep dan hasil belajar biologi peserta didik tetap  rendah, dan pembelajaran biologi jadi membosankan.
Menurut Nasution (2000: 94), pelajaran akan lebih menarik dan berhasil, apabila dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman di mana anak dapat melihat, meraba, mengucap, berbuat, mencoba, berfikir, dan sebagainya. Pelajaran tidak hanya bersifat intelektual, melainkan juga bersifat emosional. Kegembiraan belajar dapat mempertinggi hasil pelajaran.
Nur (1996: 25), mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu peserta didik memahami konsep-konsep IPA Biologi  yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kerjasama, berfikir kritis, kemauan membantu teman dan sebagainya. Pada prinsipnya model pembelajaran kooperatif bertujuan mengembangkan tingkah laku kooperatif antar peserta didik sekaligus membantu peserta didik dalam pelajaran akademisnya. Ada banyak variasi pendekatan dalam model pembelajaran kooperatif.  Setiap pendekatan memberi penekanan pada tujuan tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik.
Make A Match adalah pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran kooperatif dengan pendekatan ini menurut Ibrahim, dkk (2000: 28) ada empat langkah yaitu: Memasangkan kartu, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab.
Berdasarkan pendapat tersebut, untuk mengatasi masalah di atas maka dilakukan pengamatan kelas dengan mengintegrasikan kuis ke dalam proses pembelajaran, dengan harapan pembelajaran IPA Biologi  khususnya Sistem Reproduksi pada Manusia menjadi menyenangkan, peserta didik lebih aktif, dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.
B.        Rumusan Masalah
              Berdasarkan uraian diatas,  rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
                    1.      Apakah hakikat  pembelajaran IPA Biologi di tingkat SMP kelas IX?
                    2.      Mengapa materi Sistem Reproduksi pada Manusia dianggap sulit
                          Dipelajari dikelas IX  SMP untuk mata pelajaran IPA Biologi ?
                    3.     Bagaimana solusi dalam memecahkan permasalahan  materi pelajaran
                          IPA Biologi khususnya Sistem Reproduksi pada Manusia?
C.        Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
                 1.    Mengetahui hakikat  pembelajaran IPA Biologi di tingkat SMP kelas
                       IX.
                 2.   Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan dalam
                      mempelajari materi Sistem Reproduksi pada Manusia.
                  3.   Mengetahui solusi cara memecahkan permasalahan  materi pelajaran
                       IPA Biologi khususnya Sistem Reproduksi pada Manusia di SMP
                       kelas IX.














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pembelajaran
Manusia diciptakan pada dasarnya tidak tahu apa-apa.  Ini dinyatakan dalam Alqur’an : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut Ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun.  Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur (QS: Al Nahl:78).  Ayat ini dapat dijadikan landasan bahwa seseorang harus belajar sehingga dapat mengetahui sesuatu yang diinginkan.
Dalam perspektif pendidikan Islam, sebagaimana dinyatakan oleh pakar pendidikan Al-Zarnuji yang diberi syair berasal dari sahabat Ali bin Abi Thalib ra: “ Ingatlah, kamu tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan enam syarat, yaitu: cerdas, semangat, sabar, berbekal harta, petunjuk guru dan lama waktunya
Kimble berpendapat “ learning as a relatively permanent change in behavioral potentiality that occurs as a result of reinforced practice” (Belajar adalah perubahan permanen yang relative dalam kemampuan bersikap yang timbul sebagai akibat dari penguatan praktis).  Jadi belajar adalah perubahan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengalaman induvidu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses atau serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Syahrir, 2010:6)
Menurut Surya (2010:116), bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
B.     Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan IPA serta ruang lingkupnya, IPA memiliki dua pengertian yaitu dari segi pendidikan dan IPA itu sendiri
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut Siswoyo (2007: 21) merupakan “proses sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan dan cara komitmen manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social, serta sebagai makhluk Tuhan”.
Sugiharto (2007: 3) menyatakan bahwa “pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan”.
           Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan.
           Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwapendidikan tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan pola piker saja, namun juga untuk mengembangkan semua potensi yang ada pada diri seseorang. Jadi pendidikan menyangkut semua aspek pada kepribadian seseorang untuk membuat seseorang tersebut menjadi lebih baik. 
2. Pengertian IPA
            IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso    (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal”.
            Menurut Abdullah (1998:18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain”.
             Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan.
         Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Pada apek Fisika IPA lebih memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada sapek Biologi IPA mengkaji pada persoalan yang terkait dengan makhluk hidup serta lingfkungannya. Sedangkan pada aspek Kimia IPA mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam.
            Dari uraian di atas mengenai pengertian pendidikan dan IPA maka pendidikan IPA merupakan penerapan dalam pendidikan dan IPA untuk tujuan pembelajaran termasuk pembelajaran di SMP.
           Pendidikan IPA menurut Tohari (1978:3) merupakan “usaha untuk menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik terhadap IPA serta menguasi materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hokum dan teori IPA”.
            Pendidikan IPA menurut Sumaji (1998:46) merupakan “suatu ilmu pegetahuan social yang merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis melainkan gabungan (kombinasi) antara disiplin ilmu yang bersifat produktif”.
           Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan suatu usha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di masyarakat.
          Pendidika IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan agar setiap siswa terutama yang ada di SMP memiliki kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
           Dengan demikian pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan tetapi dalam setiap bentuk pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut. Bukan berarti teori-teori terdahulu tidak digunakan, ilmu tersebut akan terus digunakan sampai menemukan ilmu dan teori baru. Teori lama digunakan sebagai pembuktian dan penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru. Hanya saja teori tersebut  bukan untuk dihapal namun di terapkan sebagai tujuan proses pembelajaran. Melihat hal tersebut di atas nampaknya pendidikan IPA saat ini belum dapat menerapkannya.
Perlu adanya usaha yang dilakukan agar pendidikan IPA yang ada sekarang ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan awal yang akan dicapai, karena kita tahu bahwa pendidikan IPA tidak hanya pada teori-teori yang ada namun juga menyangkut pada kepribadian dan sikap ilmiah dari peserta didik. Untuk itu maka kepribadian dan sikap ilmiah perlu ditumbuhkan agar menjadi manusia yang sesuai dari tujuan pendidikan.
IPA atau Sains adalah suatu bentuk metode yang berpangkal pada pembuatan hipotesa.  Sebagian filosof menyatakan bahwa pada hakikatnya IPA adalah jalan untuk mendapatkan kebenaran dari apa yang telah kita ketahui.  Trianto (2011:136-137) menyatakan pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah.  Dalam sumber yang sama dinyatakan juga bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya.
Dengan demikian, IPA pada hakikatnya adalah ilmu untuk mencari tahu, memahami alam semesta secara sistematik dan mengembangkan pemahaman ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya.Dalam pengelolaan pembelajaran IPA di sekolah, guru harus dapat memberikan pengetahuan peserta didik mengenai konsep yang terkandung dalam materi IPA tersebut.  Selain konsep, hendaknya guru dapat menanamkan sikap ilmiah melalui model-model pembelajaran yang dilakukannya.  Jadi pelajaran IPA tidak hanya bermanfaat dari segi materinya namun bermanfaat juga terhadap penanaman nilai-nilai yang terkandung ketika proses pembelajarannya.
Kemampuan dasar bekerja Ilmiah :
·          Mengamati,
·          Menafsirkan,
·          Membuat Hipotesis
·          Merencanakan percobaan
·          Mengkomunikasikan
Dalam Pusat Kurikulum (2006:7-8), pembelajaran IPA terpadu mempunyai tujuan.  Berikut ini akan diuraikan tujuan pembelajaran IPA terpadu :
Tujuan Pembelajaran IPA Terpadu:
1.      Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas
        Anak usia 7-14 tahun masih dalam peralihan dari tingkat berpikir operasional
        konkrit berpikir abstrak dan masih memandang dunia sekitar secara holistis.
2.      Meningkatkan Minat dan Motivasi
       Pembelajaran IPA terpadu mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk
       mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan antar konsep
       yang satu dengan lainnya dalam tema.  Peserta didik terbiasa berpikir terarah,
       utuh, menyeluruh dan sistemik
3.       Beberapa Kompetensi Dasar dapat dicapai Sekaligus Pembelajaran IPA terpadu dapat menghemat waktu, tenaga, sarana dan biaya karena  beberapa  Kompetensi Dasar (KD) dapat dicapai sekaligus menjadi sebuah tema.  Tema
       tersebut didasarkan atas pemaduan sejumlah Standar Kompetensi (SK),
       Kompetensi Dasar (KD) yang dipandang memiliki keterkaitan.
C.      Model Pembelajaran Make – A Match
       Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
        sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.
       Langkah-langkah  model pembelajaran Make – A Match:
  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
  2. Setiap peserta didik mendapat satu kartu
  3. Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
  4. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
  5. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
  6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
  7. Kesimpulan/penutup
Model pembelajaran Make – A Match ini membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata.  Dengan model pembelajaran ini minat belajar peserta didik meningkat dan hasil pembelajarannya diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. 
D.     Materi Pelajaran IPA Terpadu Kelas IX 
Berikut ini adalah materi IPA terpadu tingkat SMP kelas IX berdasarkan KI dan KD Kurikulum Tigabelas.
KELAS: IX
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1.1      Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2.    Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
2.1   Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dan bekerja sama dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukanpengamatan,percobaan, dan berdiskusi
2.2      Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi dalam melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
2.3      Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggung jawab dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam menggunakan energi secara hemat dan aman serta tidak merusak lingkungan sekitarnya.
2.4      Menunjukkan penghargaan kepada orang dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi penghargaan kepada orang yang menjaga kelestarian lingkungan
3.    Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3.1  Mendeskripsikan struktur dan fungsi sistem reproduksi pada manusia, kelainan dan penyakit  pada sistem reproduksi dan penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan reproduksi
3.2    Memahami reproduksi pada tumbuhandan hewan, sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup
3.3   Mendeskripsikan penyebab perkembangan penduduk dan dampaknya bagi lingkungan
3.4      Mendeskripsikanatom dan partikel penyusunnya, ion dan molekul, serta hubungannya dengan karakteristik bahan/material yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
3.5      Memahami konsep listrik statis, muatan listrik,potensial listrik, hantaran listrik, kelistrikan pada sistem syarafdan contohnya pada hewan-hewan yang mengandung listrik
3.6      Mendeskripsikan karakteristik rangkaian listrik, transmisi energi listrik, sumber-sumber energi listrik alternatif (termasuk bioenergi), berbagai upaya dalam menghemat energi listrik, sertapenggunaan teknologi listrik di lingkungan sekitar
3.7      Mendeskripsikan konsep medan magnet, induksi elektromagnetik,dan penggunaannya dalam produk teknologi, serta pemanfaatan medan magnet dalam pergerakan/navigasi hewan untuk mencari makanan dan migrasi
3.8 Mengidentifikasi proses dan hasil pewarisan sifat serta penerapannya dalam pemuliaan mahluk hidup
3.9      Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan
3.10    Membedakan proses dan produk teknologi yang merusak lingkungan dan ramah lingkungan
3.11 Memahami pentingnya tanah dan organisme yang hidup dalam tanah untuk keberlanjutan kehidupan
4.    Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
4.1   Menyajikan hasil penelusuran informasi dari berbagai sumber tentang penyakit menular seksual dan upaya pencegahannya
4.2      Menyajikan karya hasil perkembangbiakan pada tumbuhan
4.3      Menyajikan hasil penelusuran informasi tentang perkembangan penduduk dan dampaknya bagi lingkungan
4.5      Melakukan percobaan untuk menyelidiki muatan listrik statis dan interaksinya, serta sifat hantaran listrik bahan
4.6 Melakukan penyelidikan untuk menemukan karakteristik rangkaian listrik, serta hubungan energi listrik dengan tegangan, kuat arus dan waktu pemakaian
4.7 Membuat karya sederhana yang memanfaatkan prinsip elektromagnetik dan/atau  induksi elektromagnetik
4.8  Melakukan percobaan sederhana untuk menemukan hukum pewarisan sifat mahluk hidup
4.9   Menyajikan hasil penyelidikan, ide-ide, atau penelusuran informasi tentang penerapan bio-teknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan
4.10   Menyajikan data dan informasi tentang proses dan produk teknologi yang tidak merusak lingkungan
4.11  Melakukan penyelidikan tentang fungsi tanah bagi keberlangsungan kehidupan

E.    Permasalahan dan Solusi Pembelajaran IPA Biologi di SMP Kelas IX
Salah satu materi IPA khususnya Biologi di SMP kelas IX yang dianggap sulit dipelajari oleh peserta didik adalah tentang Sistem Reproduksi pada Manusia.  Hal tersebut setelah melakukan pengamatan dan tukar pendapat dengan teman sejawat sesama guru IPA Biologi. Para orang tua enggan membicarakan masalah reproduksi, karena masih menganggap hal yang tabu. Selain itu, selama ini peserta didik  selalu beranggapan biologi sebagai pelajaran hafalan  yang menggunakan istilah-istilah dengan bahasa yang sulit atau guru   kurang melaksanakan variasi kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik  secara aktif.
  Dari masalah di atas maka perlu usaha untuk meningkatkan aktivitas di dalam kelas dan memotivasi peserta didik untuk menambah variasi model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, melibatkan peserta didik, meningkatkan aktivitas dan tanggung jawab peserta didik.  Model pembelajaran kooperatif (Make - A Match) merupakan tindakan pemecahan yang dilakukan,  karena dapat meningkatkan kemajuan belajar, sikap peserta didik yang lebih positif, mampu bekerjasama dan menambah  aktivitas dalam kelas.
         Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang  menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri  atas dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan  dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Dalam pendekatan ini,siswa merupakan bagian dari suatu sistem kerjasama dalam mencapai hasil yang optimal dalam belajar.Pembelajaran kooperatif juga memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata mata harus diperoleh dari guru, melainkan bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Jadi keberhasilan belajar dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan itu akan baik bila dilakukan secara bersama - sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.
         Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Agar siswa dapat memahami pentingnya pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan kompetensi dan kecakapan hidup, penekanan berikut perlu diinformasikan kepada siswa:
1.Dalam kelompok mereka harus senasib sepenanggungan
2.Bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompok seperti milik mereka
   sendiri.
3.Harus melihat bahwa semua anggota dalam kelompok memiliki tujuan yang
   sama.
4.Harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota
   kelompoknya
5.Hadiah/penghargaan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
6.Berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar
bersama selama proses belajarnya kooperatif.
Beberapa nilai positif dalam pembelajaran kooperatif menurut (Slavin, 1995:17), antara lain:
1. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma
     kelompok
2. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil
3.Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan
    kelompok
4.      Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam
berpendapat
Berikut ini di paparkan materi IPA SMP kelas IX yaitu Sistem Reproduksi pada Manusia :
1.      Pengertian Reproduksi Manusia
     Reproduksi Manusia adalah upaya makhluk hidup khususnya manusia untuk
     mewariskan sifat-sifat induknya kepada keturunan berikutnya dan
     mempertahankan kelestarian jenisnya.
2.      Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Pria
     Organ reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi yang
      tampak dari luar dan alat reproduksi yang ada dibagian dalam tubuh.
a.       Penis
b.      Testis
     Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma.   Di dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Testis dibungkus oleh kulit yang disebut skrotum. Dinding sebelah dalam saluran tersebut terdiri dari jaringan epitelium dan jaringan ikat. Di jaringan epithelium terdapat :
·         Sel induk sperma (sprematogonium), yaitu calon sperma
·         Sel sertoli yang berfungsi member makan sperma
·         Sel Leydig yang berfungsi menghasilkan hormon testoteron.
            c.       Vas defferens
     Vas defferens merupakan saluran yang menghubungkan testis dan kantong
     sperma. Vas defferens berjumlah sepasang, bagian ujungnya terletak di dalam
     kelenjar prostat.
d.      Kantong Sperma
      Kantong sperma berjumlah sepasang dan berfungsi untuk menampung sperma
      Sebelum dikeluarkan dari tubuh seorang pria.
·         Proses Pembentukan Sperma
      Proses ini dipengaruhi oleh hormon-hormon berikut ini :
§     Hormon Gonadotropin
Dihasilkan oleh hipotalamus, merangsang kelenjar hipofisis bagian depan agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.
  §       FSH
Mempengaruhi dan merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel sertoli untuk menghasilkan ABP (protein pengikat androgen) yang memacu pembentukan sperma.
§     LH
  Berfungsi mempengaruhi dan merangsang sel-sel interstisial agar mensekresikan hormon testoteron (androgen).
§     Hormon Testosteron
Berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio belum lahir, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder.
Proses pembentukan sperma, terjadi di dalam testis, dan dipengaruhi oleh hormon FSH, LH, dan testosteron.
3.        Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita terdiri atas ovarium (indung telur), oviduk/tuba fallopi(salurantelur), dan vagina.
a.Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum). Sel telur yang telah masak akan lepas dari ovarium. Peristiwa itu disebut ovulasi. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga berfungsi menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
      b.Oviduk
Oviduk berjumlah sepasang dan berfungsi menggerakkan ovum ke arah rahim dengan gerakan peristaltik. Ujungnya berbentuk corong berjumbai-jumbai (fimbrae). Pembuahan sel telur oleh sperma terjadi pada oviduk, selanjutnya ovum yang telah dibuahi bergerak ke rahim (uterus).Dinding rahim terdiri atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium. Endometrium mengalami penebalan dan akan mengelupas setiap bulannya, jika tidak ada zigot yang menempel, yaitu saat terjadi menstruasi.
      c.Vagina
Vagina berfungsi sebagai organ persetubuhan dan untuk melahirkan bayi. Dalam vagina terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan oleh suatu kelenjar, yaitu kelenjar bartholini.
      Selain organ reproduksi dalam, terdapat juga organ reproduksi luar. Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.
4.        Proses Oogenesis
Terjadi di dalam ovarium, dan dipengaruhi oleh hormon FSH dan LH. Oogenesis menghasilkan ovum fungsional dan 3 polosit yang mati dari satu oosit primer.
      5.        Proses Ovulasi
·         Ovulasi merupakan proses pelepasan telur yang telah matang dari rahim untuk kemudian berjalan menuju tuba fallopi untuk dibuahi. Proses ini biasanya terjadi 16 hari setelah hari pertama siklus menstruasi atau 14 hari sebelum haid berikutnya.
·         Masa subur wanita dialami saat terjadinya ovulasi yaitu saat terlepasnya sel telur yang matang menuju tuba fallopi agar siap dibuahi oleh sperma.
·         Masa subur wanita berlangsung sekitar 24 – 48  jam saja. Kemampuan bertahan sperma untuk membuahi adalah sekitar 48 – 72 jam saja. 


       6.        Menstruasi
·         Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi.  Menstruasi terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga menopause (terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari. 
·         Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
·         Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi sampai hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir, yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
7.   Fertilisasi (Pembuahan)
·         Fertilisasi (Pembuahan) adalah proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel ovum yang sudah matang. Proses pembuahan ini terjadi di bagian saluran Fallopii yang paling lebar.
·         Ovum yang telah masak keluar dari ovarium dinamakan ovulasi. Ovum yang masak tersebut akan masuk ke saluran Fallopii. Jutaan sperma harus berjalan dari vagina menuju uterus dan masuk ke saluran Fallopii.
·         Hasil pembuahan adalah zigot. Kemudian mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio selanjutnya menjadi janin
8. Proses kehamilan
·         adalah proses bertemunya sel telur dengan sel sperma hingga terjadi pembuahan. Gestasi berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan  adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya.
       9.   Kelahiran
             Hormon yang berperan adalah relaktin, estrogen, prostaglandin, dan oksitosin (merangsang kontradiksi dinding rahim). Membran embrio yaitu amnion, khorion, dan alantois akan berkembang menjadi tali pusat. Semakin tua usia kehamilan, jumlah estrogen dalam darah makin banyak, sedangkan progesterone semakin sedikit. Keadaan ini memicu kontaksi uterus. Hormon lain yang membantu kontraksi uterus adalah hormon oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Pada proses kehamilan, progesteron merangsang pertumbuhan kelenjar air susu, tetapi sesudah lahir, hormon merangsang pertumbuhan kelenjar susu adalah hormone prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis.
      10.    Kontrasepsi
                        Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang artinya mencegah atau melawan, dan konsepsi yang artinya pembuahan. Kontrasepsi berarti mencegah pembuahan sel telur oleh sel spermatozoa, sehingga tidak terjadi kehamilan. dibedakan atas : bersifat permanen dan nonpermanen.
a.      Kontrasepsi Permanen
            Wanita maupun pria (Tubektomi dan Vasektomi)
            b.    Kontrasepsi Nonpermanen
            Metode tanpa menggunakan alat bantu, antara lain :
·         Memperpanjang masa menyusui
·         Tidak melakukan hubungan intim pada waktu masa subur wanita
·         Mengeluarkan sperma di luar tubuh  wanita (coitus interuptus).
·         Metode menggunakan alat bantu, antara lain :
·         Pemakaian hormon, seperti Pil KB, Susuk KB , dan Suntikan.
·         IUD, Jely, tablet, busa dan spons, diafragma,dan kondom.
      11.    Kelainan dan Penyakit pada Reproduksi Manusia
·         Sifilis ( Raja Singa)          
·         Gonorea (kencing nanah)
·         Herpes Genitalis
·         Kutil kelamin
·         Endometriosis
·         Kanker Rahim dan Kista
·         HIV/AID



BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
1.        Pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan meerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memehami proses IPA yang kemudian dapat dikembangkan di masyarakat.
2.   Masih terdapat banyak permasalahan di pelajaran IPA khususnya Biologi di kelas
      IX walaupun materi tersebut pernah diajarkan di tingkat sekolah dasar
3.  Penyebab permasalahan-permasalahan di pelajaran IPA Biologi tersebut berasal dari faktor
      guru dan faktor peserta didik
4.  Metode pembelajaran yang berfokus pada guru membuat peserta didik pasif dan tidak tertarik sehingga merasa bosan dengan pelajaran IPA Biologi
B. Saran
1.   Dengan adanya kurikulum yang disempurnakan (kurikulum tigabelas), diharapkan pendidikan IPA Biologi di SMP  menjadi lebih baik dan sesuai dengan kurikulum, terutama dalam pelaksanaannya.
2.   Perlunya seorang guru untuk terus mencari model atau metode  pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran sehingga apa yang akan disampaikan akan mejadi lebih bermakna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar