BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dewasa ini, pendidikan
di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, antara lain dengan
didirikannya sekolah yang bertaraf internasional. Hal ini tentunya ditujukan
untuk menjadikan pendidikan di Indonesia semakin bertambah maju. Namun demikian,
pendidikan ini tidak lepas dari berbagai permasalahannya di dalam
pengembangaannya. Salah satu pembelajaran yang menjadi permasalahan adalah
pembelajaran IPA yang ada di Indonesia. Berkaitan dengan belajar dan
pembelajaran IPA di Indonesia yang ada pada saat ini, permasalahan
dikelompokkan menjadi dua yaitu permasalahan yang berasal dari faktor eksternal
dan permasalahan dari faktor internal. Dari kedua permasalahan ini diperlukan
suatu solusi-solusi agar hambatan pendidikan yang ada di Indonesia semakin berkurang
dan tujuan pendidikan Indonesia terwujud.
Setiap guru menginginkan proses pembelajaran yang
dilaksanakannya meyenangkan dan berpusat pada peserta didik. Peserta didik
antusias mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan atau memberikan
pendapat, bersorak merayakan keberhasilan mereka, bertukar informasi dan saling
memberikan semangat. Dan tujuan akhir dari semua proses itu adalah
penguasaan konsep dan hasil belajar yang memuaskan.
Sikap kurang bergairah, kurang aktif, kelas kurang berpusat
pada peserta didik, dan kadang-kadang ada yang bermain-main sendiri di dalam
kelas, merupakan masalah yang dihadapi SMP Kelas IX, khususnya untuk mata
pelajaran IPA Biologi. Dampak buruknya adalah penguasaan konsep dan ketuntasan
belajar mereka sangat kurang .
Kondisi seperti ini tentunya sangat tidak diharapkan dalam proses belajar
mengajar.
IPA Biologi merupakan konsep pembelajaran alam
dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia.
Pembelajaran IPA Biologi sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga
perkembangan Teknologi, karena IPA Biologi memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta
kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman
tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih
bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu
pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kenyataan yang terjadi di Indonesia,
mata plajaran IPA Biologi tidak begitu diminati dan kurang diperhatikan.
Apalagi melihat kurangnya pendidik yang menerapkan konsep IPA Biologi.
Permasalahan ini terlihat pada cara pembelajaran IPA Biologi serta kurikulum
yang diberlakukan sesuai atau malah mempersulit pihak sekolah dan siswa didik,
masalah yang dihadapi oleh pendidikan IPA Biologi sendiri berupa materi atau
kurikulum, guru, fasilitas, peralatan siswa dan komunikasi antara siswa dan
guru.
Pelajaran IPA Biologi khususnya pada materi Sistem Reproduksi
pada Manusia masih kurang jelas menerangkannya ke peserta didik. Hal tersebut dikarenakan adanya pemikiran tabu di kalangan peserta
didik itu sendiri. Padahal istilah reproduksi tidak lagi tabu untuk
dibicarakan. Karena reproduksi itu adalah hal yang wajar saja dibicarakan,
asalkan tidak menyalahgunakan pengetahuan yang telah didapat mengenai
reproduksi. Para orang tua enggan membicarakan masalah reproduksi, apalagi
sampai diketahui oleh anak, teman atau adik remaja yang masih belum mengenal
istilah reproduksi
Sebenarnya guru telah berusaha menciptakan pembelajaran agar
siswa lebih aktif, diantaranya: diskusi kelompok mengerjakan LKS , menggunakan
media yang ada di sekolah,
dan
mengunakan metode tanya-jawab. Namun hasilnya belum dapat meningkatkan gairah
dan aktivitas secara maksimal. Jika kondisi yang seperti ini tidak dicarikan
alternatif pemecahan masalahnya, maka guru tetap sebagai sumber informasi
satu-satunya dikelas, tidak ada tukar informasi, penguasaan konsep dan hasil
belajar biologi peserta didik tetap rendah, dan pembelajaran biologi jadi
membosankan.
Menurut Nasution (2000: 94), pelajaran akan lebih menarik
dan berhasil, apabila dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman di mana anak
dapat melihat, meraba, mengucap, berbuat, mencoba, berfikir, dan sebagainya.
Pelajaran tidak hanya bersifat intelektual, melainkan juga bersifat emosional.
Kegembiraan belajar dapat mempertinggi hasil pelajaran.
Nur (1996: 25), mengatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu peserta didik memahami
konsep-konsep IPA Biologi yang sulit,
tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kerjasama, berfikir kritis,
kemauan membantu teman dan sebagainya. Pada prinsipnya model pembelajaran
kooperatif bertujuan mengembangkan tingkah laku kooperatif antar peserta didik
sekaligus membantu peserta didik dalam pelajaran akademisnya. Ada banyak
variasi pendekatan dalam model
pembelajaran kooperatif.
Setiap pendekatan memberi penekanan pada tujuan tertentu yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi peserta didik.
Make A Match adalah pendekatan yang dikembangkan
untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi yang tercakup
dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan ini menurut Ibrahim, dkk (2000: 28) ada empat langkah yaitu:
Memasangkan kartu, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan menjawab.
Berdasarkan pendapat tersebut, untuk mengatasi masalah di
atas maka dilakukan pengamatan kelas dengan mengintegrasikan kuis ke dalam
proses pembelajaran, dengan harapan pembelajaran IPA Biologi khususnya Sistem Reproduksi pada Manusia
menjadi menyenangkan, peserta didik lebih aktif, dan tercapainya tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apakah hakikat pembelajaran IPA Biologi di tingkat SMP kelas
IX?
2. Mengapa materi Sistem Reproduksi
pada Manusia dianggap sulit
Dipelajari
dikelas IX SMP untuk mata pelajaran IPA
Biologi ?
3. Bagaimana solusi dalam memecahkan
permasalahan materi pelajaran
IPA Biologi khususnya Sistem Reproduksi pada Manusia?
C. Tujuan
Penulisan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui hakikat pembelajaran IPA Biologi di tingkat SMP kelas
IX.
2. Mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan dalam
mempelajari
materi Sistem Reproduksi pada Manusia.
3. Mengetahui solusi cara memecahkan
permasalahan materi pelajaran
IPA Biologi khususnya Sistem Reproduksi pada
Manusia di SMP
kelas IX.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pembelajaran
Manusia diciptakan pada dasarnya
tidak tahu apa-apa. Ini dinyatakan dalam
Alqur’an : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut Ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur (QS: Al
Nahl:78). Ayat ini dapat dijadikan
landasan bahwa seseorang harus belajar sehingga dapat mengetahui sesuatu yang
diinginkan.
Dalam perspektif pendidikan Islam,
sebagaimana dinyatakan oleh pakar pendidikan Al-Zarnuji yang diberi syair
berasal dari sahabat Ali bin Abi Thalib ra: “ Ingatlah, kamu tidak akan
memperoleh ilmu kecuali dengan enam syarat, yaitu: cerdas, semangat, sabar,
berbekal harta, petunjuk guru dan lama waktunya
Kimble berpendapat “ learning as a relatively permanent change in behavioral potentiality
that occurs as a result of reinforced practice” (Belajar adalah perubahan
permanen yang relative dalam kemampuan bersikap yang timbul sebagai akibat dari
penguatan praktis). Jadi belajar adalah
perubahan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengalaman induvidu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah
suatu proses atau serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut unsur cipta, rasa, karsa, ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik (Syahrir,
2010:6)
Menurut Surya (2010:116), bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
B. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Pendidikan
IPA merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan
IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan IPA serta
ruang lingkupnya, IPA memiliki dua pengertian yaitu dari segi pendidikan dan
IPA itu sendiri
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut Siswoyo (2007:
21) merupakan “proses sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri secara
utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan dan cara
komitmen manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social, serta sebagai
makhluk Tuhan”.
Sugiharto
(2007: 3) menyatakan bahwa “pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan
secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara
individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan latihan”.
Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses sadar dan terencana dari
setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dan
mengembangkan potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang
diharapkan.
Dari definisi di atas dapat
dikatakan bahwapendidikan tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan pola
piker saja, namun juga untuk mengembangkan semua potensi yang ada pada diri
seseorang. Jadi pendidikan menyangkut semua aspek pada kepribadian seseorang
untuk membuat seseorang tersebut menjadi lebih baik.
2. Pengertian IPA
IPA sendiri berasal dari kata sains
yang berarti alam. Sains menurut Suyoso
(1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat
aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu
yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal”.
Menurut Abdullah (1998:18), IPA
merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang
khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian
seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain”.
Dari pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang
diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah
dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum
sehingga akan terus di sempurnakan.
Dalam
pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta
persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya,
bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga
aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Pada apek Fisika IPA lebih memfokuskan
pada benda-benda tak hidup. Pada sapek Biologi IPA mengkaji pada persoalan yang
terkait dengan makhluk hidup serta lingfkungannya. Sedangkan pada aspek Kimia
IPA mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun
benda tak hidup yang ada di alam.
Dari uraian di atas mengenai
pengertian pendidikan dan IPA maka pendidikan IPA merupakan penerapan dalam
pendidikan dan IPA untuk tujuan pembelajaran termasuk pembelajaran di SMP.
Pendidikan IPA menurut Tohari
(1978:3) merupakan “usaha untuk menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa
memahami proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik terhadap
IPA serta menguasi materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hokum dan teori
IPA”.
Pendidikan IPA menurut Sumaji
(1998:46) merupakan “suatu ilmu pegetahuan social yang merupakan disiplin ilmu
bukan bersifat teoritis melainkan gabungan (kombinasi) antara disiplin ilmu
yang bersifat produktif”.
Dari kedua pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan suatu usha yang dilakukan secara
sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah
ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa
dapat memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di masyarakat.
Pendidika IPA menjadi suatu bidang
ilmu yang memiliki tujuan agar setiap siswa terutama yang ada di SMP memiliki
kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat
mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian
pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan tetapi dalam setiap bentuk
pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut. Bukan
berarti teori-teori terdahulu tidak digunakan, ilmu tersebut akan terus
digunakan sampai menemukan ilmu dan teori baru. Teori lama digunakan sebagai
pembuktian dan penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru. Hanya saja teori
tersebut bukan untuk dihapal namun di
terapkan sebagai tujuan proses pembelajaran. Melihat hal tersebut di atas nampaknya
pendidikan IPA saat ini belum dapat menerapkannya.
Perlu adanya usaha yang dilakukan agar pendidikan IPA yang
ada sekarang ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan awal yang akan
dicapai, karena kita tahu bahwa pendidikan IPA tidak hanya pada teori-teori
yang ada namun juga menyangkut pada kepribadian dan sikap ilmiah dari peserta
didik. Untuk itu maka kepribadian dan sikap ilmiah perlu ditumbuhkan agar
menjadi manusia yang sesuai dari tujuan pendidikan.
IPA atau Sains adalah suatu bentuk
metode yang berpangkal pada pembuatan hipotesa.
Sebagian filosof menyatakan bahwa pada hakikatnya IPA adalah jalan untuk
mendapatkan kebenaran dari apa yang telah kita ketahui. Trianto (2011:136-137) menyatakan pada
hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap
ilmiah. Dalam sumber yang sama
dinyatakan juga bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,
penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang
melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap
ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya.
Dengan demikian, IPA pada hakikatnya
adalah ilmu untuk mencari tahu, memahami alam semesta secara sistematik dan
mengembangkan pemahaman ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan
berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya.Dalam
pengelolaan pembelajaran IPA di sekolah, guru harus dapat memberikan
pengetahuan peserta didik mengenai konsep yang terkandung dalam materi IPA
tersebut. Selain konsep, hendaknya guru
dapat menanamkan sikap ilmiah melalui model-model pembelajaran yang
dilakukannya. Jadi pelajaran IPA tidak
hanya bermanfaat dari segi materinya namun bermanfaat juga terhadap penanaman
nilai-nilai yang terkandung ketika proses pembelajarannya.
Kemampuan dasar bekerja Ilmiah :
·
Mengamati,
·
Menafsirkan,
·
Membuat Hipotesis
·
Merencanakan percobaan
·
Mengkomunikasikan
Dalam
Pusat Kurikulum (2006:7-8), pembelajaran IPA terpadu mempunyai tujuan. Berikut ini akan diuraikan tujuan
pembelajaran IPA terpadu :
Tujuan Pembelajaran IPA Terpadu:
1. Meningkatkan Efisiensi dan
Efektivitas
Anak usia 7-14 tahun masih dalam peralihan
dari tingkat berpikir operasional
konkrit
berpikir abstrak dan masih memandang dunia sekitar secara holistis.
2. Meningkatkan Minat dan Motivasi
Pembelajaran IPA terpadu mempermudah dan
memotivasi peserta didik untuk
mengenal, menerima,
menyerap dan memahami keterkaitan antar konsep
yang satu dengan lainnya dalam tema. Peserta didik terbiasa berpikir terarah,
utuh, menyeluruh dan sistemik
3. Beberapa Kompetensi Dasar dapat dicapai Sekaligus Pembelajaran
IPA terpadu dapat menghemat waktu, tenaga, sarana dan biaya karena beberapa Kompetensi Dasar (KD) dapat dicapai sekaligus
menjadi sebuah tema. Tema
tersebut
didasarkan atas pemaduan sejumlah Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD) yang dipandang memiliki
keterkaitan.
C. Model
Pembelajaran Make – A Match
Model pembelajaran adalah bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru di kelas.
Langkah-langkah model pembelajaran Make – A Match:
- Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
- Setiap peserta didik mendapat satu kartu
- Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
- Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
- Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
- Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
- Kesimpulan/penutup
Model pembelajaran Make – A Match ini membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta
didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata. Dengan model
pembelajaran ini minat belajar peserta didik meningkat dan hasil
pembelajarannya diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik.
D. Materi
Pelajaran IPA Terpadu Kelas IX
Berikut
ini adalah materi IPA terpadu tingkat SMP kelas IX berdasarkan KI dan KD
Kurikulum Tigabelas.
KELAS: IX
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1. Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya
|
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya
|
2. Menghargai dan menghayati perilaku
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
|
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dan bekerja
sama dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukanpengamatan,percobaan, dan berdiskusi
2.2 Menghargai
kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi dalam melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
2.3 Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggung jawab dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam menggunakan
energi secara hemat dan aman serta tidak merusak lingkungan sekitarnya.
2.4 Menunjukkan
penghargaan kepada orang dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi penghargaan kepada orang yang menjaga kelestarian lingkungan
|
3. Memahami dan menerapkan
pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata
|
3.1 Mendeskripsikan
struktur dan fungsi sistem reproduksi pada manusia, kelainan dan
penyakit pada sistem reproduksi dan
penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan reproduksi
3.2 Memahami reproduksi pada tumbuhandan hewan, sifat keturunan, serta
kelangsungan makhluk hidup
3.3
Mendeskripsikan penyebab perkembangan penduduk dan dampaknya bagi
lingkungan
3.4 Mendeskripsikanatom
dan partikel penyusunnya, ion dan molekul, serta
hubungannya dengan karakteristik bahan/material yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari
3.5 Memahami konsep listrik statis, muatan
listrik,potensial listrik, hantaran listrik,
kelistrikan pada sistem syarafdan contohnya pada hewan-hewan yang mengandung
listrik
3.6 Mendeskripsikan
karakteristik rangkaian listrik, transmisi energi listrik, sumber-sumber
energi listrik alternatif (termasuk bioenergi), berbagai upaya dalam
menghemat energi listrik, sertapenggunaan
teknologi listrik di lingkungan sekitar
3.7 Mendeskripsikan
konsep medan magnet, induksi elektromagnetik,dan penggunaannya dalam produk
teknologi, serta pemanfaatan medan magnet dalam pergerakan/navigasi hewan
untuk mencari makanan dan migrasi
3.8 Mengidentifikasi proses dan hasil pewarisan
sifat serta penerapannya dalam pemuliaan mahluk hidup
3.9 Mendeskripsikan
penerapan bioteknologi dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui
produksi pangan
3.10 Membedakan
proses dan produk teknologi yang merusak lingkungan dan ramah lingkungan
3.11 Memahami pentingnya tanah dan organisme yang
hidup dalam tanah untuk keberlanjutan kehidupan
|
4. Mengolah, menyaji, dan menalar
dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori
|
4.1
Menyajikan hasil penelusuran informasi dari berbagai sumber tentang
penyakit menular seksual dan upaya pencegahannya
4.2 Menyajikan
karya hasil perkembangbiakan pada tumbuhan
4.3 Menyajikan
hasil penelusuran informasi tentang perkembangan penduduk dan dampaknya bagi
lingkungan
4.5 Melakukan
percobaan untuk menyelidiki muatan listrik statis dan interaksinya, serta
sifat hantaran listrik bahan
4.6 Melakukan penyelidikan untuk
menemukan karakteristik rangkaian listrik, serta hubungan energi listrik
dengan tegangan, kuat arus dan waktu pemakaian
4.7
Membuat karya sederhana yang memanfaatkan prinsip elektromagnetik
dan/atau induksi elektromagnetik
4.8 Melakukan percobaan sederhana untuk
menemukan hukum pewarisan sifat mahluk hidup
4.9 Menyajikan hasil penyelidikan, ide-ide,
atau penelusuran informasi tentang penerapan bio-teknologi dalam mendukung
kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan
4.10
Menyajikan data dan informasi tentang proses dan produk teknologi yang
tidak merusak lingkungan
4.11
Melakukan penyelidikan tentang fungsi tanah bagi keberlangsungan
kehidupan
|
E. Permasalahan
dan Solusi Pembelajaran IPA Biologi di SMP Kelas IX
Salah satu materi IPA khususnya Biologi di SMP kelas IX yang
dianggap sulit dipelajari oleh peserta didik adalah tentang Sistem Reproduksi
pada Manusia. Hal tersebut setelah
melakukan pengamatan dan tukar pendapat dengan teman sejawat sesama guru IPA Biologi. Para orang tua enggan membicarakan
masalah reproduksi, karena masih menganggap hal yang tabu. Selain itu, selama
ini peserta didik selalu beranggapan
biologi sebagai pelajaran hafalan yang menggunakan istilah-istilah dengan
bahasa yang sulit atau guru kurang melaksanakan variasi kegiatan
pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif.
Dari masalah di atas maka
perlu usaha untuk meningkatkan aktivitas di dalam kelas dan memotivasi peserta didik untuk menambah
variasi model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, melibatkan peserta didik, meningkatkan aktivitas dan tanggung
jawab peserta didik. Model
pembelajaran kooperatif
(Make - A Match) merupakan tindakan pemecahan yang dilakukan,
karena dapat meningkatkan kemajuan belajar, sikap peserta didik yang
lebih positif, mampu
bekerjasama dan menambah
aktivitas dalam kelas.
Pembelajaran
kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama
dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang
teratur dalam kelompok, yang terdiri
atas dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh
keterlibatan dari setiap anggota
kelompok itu sendiri. Dalam pendekatan ini,siswa merupakan bagian dari suatu
sistem kerjasama dalam mencapai hasil yang optimal dalam belajar.Pembelajaran
kooperatif juga memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata mata
harus diperoleh dari guru, melainkan bisa juga dari pihak lain yang terlibat
dalam pembelajaran itu, yaitu teman sebaya. Jadi keberhasilan belajar dalam
pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh,
melainkan perolehan itu akan baik bila dilakukan secara bersama - sama dalam
kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.
Dalam
penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling berinteraksi
dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Agar siswa dapat memahami
pentingnya pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan kompetensi dan kecakapan
hidup, penekanan berikut perlu diinformasikan kepada siswa:
1.Dalam
kelompok mereka harus senasib sepenanggungan
2.Bertanggung
jawab atas segala sesuatu dalam kelompok seperti milik mereka
sendiri.
3.Harus
melihat bahwa semua anggota dalam kelompok memiliki tujuan yang
sama.
4.Harus membagi tugas dan tanggung
jawab yang sama di antara anggota
kelompoknya
5.Hadiah/penghargaan dikenakan untuk
semua anggota kelompok.
6.Berbagi kepemimpinan dan mereka
membutuhkan keterampilan untuk belajar
bersama selama proses belajarnya kooperatif.
Beberapa nilai positif dalam
pembelajaran kooperatif menurut (Slavin, 1995:17), antara lain:
1. Siswa bekerjasama dalam mencapai
tujuan dengan menjunjung tinggi norma
kelompok
2. Siswa aktif membantu dan
mendorong semangat untuk sama-sama berhasil
3.Aktif berperan sebagai tutor
sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan
kelompok
4. Interaksi antar siswa seiring dengan
peningkatan kemampuan mereka dalam
berpendapat
Berikut
ini di paparkan materi IPA SMP kelas IX yaitu Sistem Reproduksi pada Manusia :
1.
Pengertian Reproduksi Manusia
Reproduksi
Manusia adalah upaya makhluk hidup khususnya manusia untuk
mewariskan sifat-sifat induknya kepada
keturunan berikutnya dan
mempertahankan kelestarian jenisnya.
2.
Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi
Pria
Organ reproduksi
pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi yang
tampak dari luar dan alat reproduksi yang ada
dibagian dalam tubuh.
a. Penis
b. Testis
Testis merupakan alat untuk memproduksi
sperma. Di dalam testis terdapat
saluran-saluran halus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Testis dibungkus
oleh kulit yang disebut skrotum.
Dinding sebelah dalam saluran tersebut terdiri dari jaringan epitelium dan
jaringan ikat. Di jaringan epithelium terdapat :
·
Sel
induk sperma (sprematogonium), yaitu calon sperma
·
Sel
sertoli yang berfungsi member makan sperma
·
Sel
Leydig yang berfungsi menghasilkan hormon testoteron.
c.
Vas defferens
Vas
defferens merupakan saluran yang menghubungkan testis dan kantong
sperma. Vas defferens berjumlah sepasang,
bagian ujungnya terletak di dalam
kelenjar prostat.
d. Kantong
Sperma
Kantong sperma berjumlah sepasang dan
berfungsi untuk menampung sperma
Sebelum dikeluarkan dari tubuh seorang pria.
·
Proses Pembentukan Sperma
Proses ini dipengaruhi oleh hormon-hormon
berikut ini :
§ Hormon Gonadotropin
Dihasilkan oleh hipotalamus,
merangsang kelenjar hipofisis bagian
depan agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.
§ FSH
Mempengaruhi dan merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel sertoli untuk menghasilkan ABP
(protein pengikat androgen) yang
memacu pembentukan sperma.
§ LH
Berfungsi mempengaruhi dan merangsang sel-sel interstisial agar mensekresikan hormon testoteron (androgen).
§ Hormon Testosteron
Berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada
saat embrio belum lahir, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri
kelamin sekunder.
Proses pembentukan sperma, terjadi di dalam testis, dan dipengaruhi oleh hormon FSH, LH, dan testosteron.
3.
Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita terdiri atas
ovarium (indung telur), oviduk/tuba
fallopi(salurantelur), dan vagina.
a.Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang dan
berfungsi menghasilkan sel telur (ovum). Sel telur yang telah masak akan lepas
dari ovarium. Peristiwa itu disebut ovulasi.
Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga berfungsi menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
b.Oviduk
Oviduk berjumlah sepasang dan berfungsi menggerakkan ovum ke arah rahim dengan gerakan peristaltik. Ujungnya berbentuk corong berjumbai-jumbai (fimbrae). Pembuahan sel telur oleh sperma terjadi pada oviduk, selanjutnya ovum yang telah dibuahi bergerak ke rahim (uterus).Dinding rahim terdiri atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium. Endometrium mengalami penebalan dan akan mengelupas setiap bulannya, jika tidak ada zigot yang menempel, yaitu saat terjadi menstruasi.
Oviduk berjumlah sepasang dan berfungsi menggerakkan ovum ke arah rahim dengan gerakan peristaltik. Ujungnya berbentuk corong berjumbai-jumbai (fimbrae). Pembuahan sel telur oleh sperma terjadi pada oviduk, selanjutnya ovum yang telah dibuahi bergerak ke rahim (uterus).Dinding rahim terdiri atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium. Endometrium mengalami penebalan dan akan mengelupas setiap bulannya, jika tidak ada zigot yang menempel, yaitu saat terjadi menstruasi.
c.Vagina
Vagina berfungsi sebagai organ persetubuhan dan untuk melahirkan bayi. Dalam vagina terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan oleh suatu kelenjar, yaitu kelenjar bartholini.
Vagina berfungsi sebagai organ persetubuhan dan untuk melahirkan bayi. Dalam vagina terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan oleh suatu kelenjar, yaitu kelenjar bartholini.
Selain organ reproduksi dalam,
terdapat juga organ reproduksi luar. Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Pada vulva bermuara dua saluran,
yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina). Pada
daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen
merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.
4.
Proses Oogenesis
Terjadi di dalam ovarium, dan dipengaruhi oleh hormon FSH
dan LH. Oogenesis menghasilkan ovum fungsional dan 3 polosit yang mati dari
satu oosit primer.
5.
Proses Ovulasi
·
Ovulasi
merupakan proses pelepasan telur yang telah matang dari rahim untuk kemudian
berjalan menuju tuba fallopi untuk dibuahi. Proses ini biasanya terjadi 16 hari
setelah hari pertama siklus menstruasi atau 14 hari sebelum haid berikutnya.
·
Masa
subur wanita dialami saat terjadinya ovulasi yaitu saat terlepasnya sel telur
yang matang menuju tuba fallopi agar siap dibuahi oleh sperma.
·
Masa
subur wanita berlangsung sekitar 24 – 48 jam saja. Kemampuan bertahan
sperma untuk membuahi adalah sekitar 48 – 72 jam saja.
6.
Menstruasi
·
Menstruasi
adalah pelepasan dinding rahim (endometrium)
yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat
kehamilan. Menstruasi yang terjadi
terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. Menstruasi terjadi pada usia 11 tahun dan
berlangsung hingga menopause (terjadi
sekitar usia 45 – 55 tahun). Normalnya, menstruasi
berlangsung selama 3 – 7 hari.
·
Siklus
menstruasi bervariasi pada tiap
wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang
memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang
tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
·
Panjang
siklus menstruasi dihitung dari hari
pertama periode menstruasi sampai
hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian
dihitung sampai dengan hari terakhir, yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
7.
Fertilisasi (Pembuahan)
·
Fertilisasi (Pembuahan) adalah proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel ovum
yang sudah matang.
Proses pembuahan ini terjadi di bagian saluran Fallopii yang paling lebar.
·
Ovum
yang telah masak keluar dari ovarium dinamakan ovulasi. Ovum yang masak
tersebut akan masuk ke saluran Fallopii. Jutaan sperma harus berjalan dari
vagina menuju uterus dan masuk ke saluran Fallopii.
·
Hasil
pembuahan adalah zigot. Kemudian mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio selanjutnya menjadi janin
8.
Proses kehamilan
·
adalah
proses bertemunya sel telur dengan sel sperma hingga terjadi pembuahan. Gestasi
berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama
menstruasi terakhir. Usia kehamilan
adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal
bersatunya sperma dengan telur) yang terjadi dua minggu setelahnya.
9. Kelahiran
Hormon yang berperan adalah relaktin,
estrogen, prostaglandin, dan oksitosin (merangsang kontradiksi dinding
rahim). Membran embrio yaitu amnion,
khorion, dan alantois akan berkembang menjadi tali pusat. Semakin tua usia kehamilan,
jumlah estrogen dalam darah makin banyak, sedangkan progesterone semakin sedikit. Keadaan ini memicu kontaksi uterus.
Hormon lain yang membantu kontraksi uterus adalah hormon oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Pada proses kehamilan, progesteron merangsang pertumbuhan kelenjar air susu, tetapi
sesudah lahir, hormon merangsang pertumbuhan kelenjar susu adalah hormone prolaktin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis.
10. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang artinya mencegah atau
melawan, dan konsepsi yang artinya
pembuahan. Kontrasepsi berarti mencegah pembuahan sel telur oleh sel
spermatozoa, sehingga tidak terjadi kehamilan. dibedakan atas : bersifat
permanen dan nonpermanen.
a. Kontrasepsi Permanen
Wanita maupun pria (Tubektomi dan
Vasektomi)
b. Kontrasepsi Nonpermanen
Metode tanpa menggunakan alat
bantu, antara lain :
·
Memperpanjang masa menyusui
·
Tidak melakukan hubungan intim pada waktu
masa subur wanita
·
Mengeluarkan sperma di luar tubuh wanita (coitus
interuptus).
·
Metode menggunakan alat bantu, antara lain :
·
Pemakaian hormon, seperti Pil KB, Susuk KB ,
dan Suntikan.
·
IUD, Jely, tablet, busa dan spons,
diafragma,dan kondom.
11.
Kelainan dan Penyakit pada
Reproduksi Manusia
·
Sifilis ( Raja Singa)
·
Gonorea (kencing nanah)
·
Herpes Genitalis
·
Kutil
kelamin
·
Endometriosis
·
Kanker
Rahim dan Kista
·
HIV/AID
BAB
III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pendidikan IPA
merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap
gejala-gejala alam dengan meerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk
membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memehami
proses IPA yang kemudian dapat dikembangkan di masyarakat.
2. Masih
terdapat banyak permasalahan di pelajaran IPA khususnya Biologi di kelas
IX walaupun materi tersebut pernah diajarkan
di tingkat sekolah dasar
3. Penyebab
permasalahan-permasalahan di pelajaran IPA Biologi tersebut berasal dari faktor
guru dan faktor peserta didik
4.
Metode pembelajaran yang
berfokus pada guru membuat peserta didik pasif dan tidak tertarik sehingga
merasa bosan dengan pelajaran IPA Biologi
B. Saran
1. Dengan adanya kurikulum yang disempurnakan
(kurikulum tigabelas), diharapkan pendidikan IPA Biologi di SMP menjadi lebih baik dan sesuai dengan
kurikulum, terutama dalam pelaksanaannya.
2. Perlunya seorang guru untuk terus mencari
model atau metode pembelajaran yang
sesuai dengan materi pelajaran sehingga apa yang akan disampaikan akan mejadi
lebih bermakna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar